SISTEM
INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA
Pusat
Layanan Difabel (PLD) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Makalah ini disusun Guna untuk
Memenuhi Tugas Mata kuliah :
Sistem
Informasi Sumber
Daya Manusia
Disusun Oleh :
Milatun Nuril A’yuni
Yusuf Fajar
Muhammad
Habibi
Arif
JURUSAN
MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS
DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2016
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Informasi merupakan salah satu hal yang harus dipenuhi oleh umat
manusia, karena informasi merupakan suatu kebutuhan primer. Tanpa informasi
internal maupun eksternal, sulit bagi para menajer untuk mengambil berbagai
keputusan dalam perusahaan. Informasi internal harus disiapkan sendiri oleh
berbagai unsur perusahaan, sedangkan informasi eksternal diperoleh baik dari
alat-alat komunkasi modern. Oleh karena itu fokus utama dari sistem informasi
manajemen adalah bagaimana mengelolah informasi sebaik-baiknya agar dapat
menjadi alat pembantu bagi setiap manajer dalam pengambilan keputusan.
Dalam kenyataannya, Peran Sistem Informasi Manajemen akan
lebih terasa bagi perusahaan-perusahaan besar. Bagi mereka, kebutuhan untuk
mengumpulkan data dan informasi secara skala besar dan dalam waktu yang cepat
lebih dirasakan kepentinganya berbanding dengan perusahaan-perusahaan menengah
apalagi kecil. Oleh karena itu, dalam aplikasinnnya suatu perusahaan perlu
mempertimbangkan kepentingan penggunaan sistem informasi ini diantaranya
berdasarkan dari skala perusahaan, jumlah tenaga kerja, pola komunikasi serta
jaringan perusahaan dalam dunia bisnis dan dalam lingkungannya.
Dalam persoalan tentang Difabel, Undang-undang no. 4 tahun 1997
mengenai UU Penyandang Cacat menjamin adanya kesempatan yang sama bagi difabel
untuk semua aspek kehidupan, termasuk hak untuk mendapatkan layanan
pendidikan yang layak pada semua strata pendidikan dan jenis keilmuan.. Akan
tetapi, undang-undang dan peraturan diatas belum mampu menghapus marjinalisasi
difabel dari dunia pendidikan, terlebih lagi pendidikan tinggi.
Secara khusus, institusi pendidikan masih banyak yang belum siap
untuk menerima difabel, baik dari sisi minimnya aksesibilitas fisik yang
meliputi gedung/ sarana dan prasarana maupun layanan akademik (kurikulum dan
metode pembelajaran dosen dan pendukung akademik lainnya), layanan administrasi
dan sosial yang belum adaptif atau belum sepenuhnya menerima difabel.
Pusat Studi layanan Difabel (PSLD) UIN Sunan Kalijaga secara resmi
di-launching kepada publik pada tahun 2007 awalnya merupakan unit
non-struktural hingga berubah menjadi unit struktural pada 2013, yang bertujuan
untuk mengawal UIN Sunan Kalijaga agar bisa menjadi kampus yang inklusif secara
khusus dan secara umum adalah untuk melakukan penelitian, edukasi dan advokasi
isu difabel agar mereka bisa mendapatkan kesempatan, akses dan perlakuan yang
setara dan adil dalam berbagai aspek kehidupan seperti non-difabel dan
masyarakat luas pada umumnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah profil PLD itu?
2. Bagaimankah sruktur jabatan PLD itu?
3. Bagaimanakah perekrutan, seleksi dan pelatihan voolentir dan mahasiswa
difabel ?
4. Bagaimanakah manajemen data PLD?
5. Bagaimanakah kegiatan PLD?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui profil PLD
2. Untuk mengetahui sruktur jabatan PLD
3. Untuk mengetahui perekrutan, seleksi dan pelatihan voolentir dan
mahasiswa difabel
4. Untuk mengetahui manajemen data PLD
5. Untuk mengetahui kegiatan PLD
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teori ini memang diperuntukan dalam memberikan pemahaman
kepada pengguna makalah ini,khususnya bagi mahasiswa-mahasiswi dalam hal
analisis system informasi sumber daya manusia secara kajian teorinya.
2.
Manfaat
Praktis
Manfaat praktis ini tiada lain adalah untuk memberikan kemudahan
secara praktis kepada pengguna makalah ini, yaitu untuk para
mahasiswa-mahasiswi dalam hal praktikum cara mengenai analisis system informasi
sumber daya manusia di PLD UIN Sunan Kali jaga Yogyakarta.
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Profil PLD
1. Sejarah PLD
Berdirinya
Pusat Studi dan Layanan Difabel (PSLD) pada 2 Mei 2007 berawal dari pengalaman
tiga orang dosen UIN Sunan Kalijaga yang sedang menempuh S2 Social
Work di McGill University, Montreal, Kanada. Di universitas tempat
mereka belajar, mereka menemukan apa yang hingga saat itu belum mereka jumpai
di UIN Sunan Kalijaga: para difabel yang mendapatkan berbagai
layanandanfasilitaskuliah.Waktu itu, UIN Sunan Kalijaga memiliki dan sudah
meluluskan sejumlah tunanetra. Tetapi, sebagaimana umumnya perguruan tinggi di
Indonesia, mereka yang kuliah di UIN Sunan Kalijaga tidak mendapatkan layanan
dan fasilitas apa pun. Mahasiswa yang kuliah hanya mengandalkan dua hal: tekad
pribadi dan kebaikan hati orang-orang di sekitarnya. Tidak ada layanan yang bersif
atinstitusional dan struktural.
Sepulang dari Kanada,komunikasi segera dirajut dengan berbagai pihak. Menghubungi para mahasiswa difabel yang kuliah di UIN, berdiskusi dengan dengan kolega yang seminat, dan mendialogkan keinginan untuk membuka sebuah pusat studi kepada rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Dr. H. M. Amin Abdullah. Dari komunikasi dengan berbagai pihak inilah ide untuk melahirkan Pusat Studi dan Layanan Difabel (PSLD) bergulir dan mewujud. Rektor menyambut baik ide ini, menerbitkan SK peresmian, dan memberi 'modal' berupa sekretariat di kantor rektorat lama.
Sepulang dari Kanada,komunikasi segera dirajut dengan berbagai pihak. Menghubungi para mahasiswa difabel yang kuliah di UIN, berdiskusi dengan dengan kolega yang seminat, dan mendialogkan keinginan untuk membuka sebuah pusat studi kepada rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Dr. H. M. Amin Abdullah. Dari komunikasi dengan berbagai pihak inilah ide untuk melahirkan Pusat Studi dan Layanan Difabel (PSLD) bergulir dan mewujud. Rektor menyambut baik ide ini, menerbitkan SK peresmian, dan memberi 'modal' berupa sekretariat di kantor rektorat lama.
Pada masa-masa awal, dari tahun pertama hingga ketiga,
tidak mudah bagi PSLD untuk segera berkembang. Berbagai keterbatasan dan
tantangan menghambat perjalanan awal PSDL tetapi tidak membuat patah arang para
pendirinya, khususnya Andayani yang terlibat langsung di lapangan.
Keterbatasan sumber daya manusia perlahan mulai terjawab dengan direkrutnya para relawan yang siap membantu PLD. Selain dari kalangan mahasiswa, hal yang sangat penting waktu itu adalah hadirnya Marion Steff, disability specialist yang dikirim oleh Academic without Border Canada (AWBC). Ia Ia berkontribusi dalam mendorong para relawan lokal untuk berpartisipasi membantu PLSD, dan secara aktif menyebarkan ide dan kegiatan PSLD lewat buletin bulanan yang ia pimpin selama setahun bekerja di PSLD [lihat di sini]. Marion juga memainkan peran penting untuk menghubungkan PSLD dengan berbagai pihak dan menyebarkan ide-ide inklusi di berbagai kalangan.[lihat di sini] Tahun 2010, salah seorang pendiri yang tidak sempat mendampingi PSLD karena harus melanjutkan S3 di Kanada, Ro'fah pulang ke Indonesia dan segera melanjutkan tongkat kepemimpinanPSLDdaritanganAndayani.
Tahun 2011, PSLD juga merekrut tiga pengurus baru untuk menambah tenaganya, yaitu Arif Maftuhin (dosen Fakultas Dakwah yang sekarang menjadi Kepala PLD), Liana Aisyah (dosen Fak. Saintek yang sekarang melanjutkan studi ke New Zealand), dan Ruspitarani Pertiwi (dosen Fak. Dakwah). Sedangkan pada tahun 2012, tiga orang dosen menyusul bergabung, yaitu Siti Aminah dan Astri hanjarwati (keduanya dosen di Fakultas Dakwah) dan Jamil Suprihatiningrum (Saintek).
Dalam enam tahun pertama (2007-2013) perkembangannya, Pusat Studi dan Layanan Difabel kemudian berkembang memantapkan diri sebagai lembaga yang terus meningkatkan peran dan layanannya bagi para mahasiswa difabel di UIN Sunan Kalijaga. Secara terus menerus PSLD memainkan peran pentingnya baik di dalam maupun di luar kampus UIN.
2. Tujuan PLD
Keterbatasan sumber daya manusia perlahan mulai terjawab dengan direkrutnya para relawan yang siap membantu PLD. Selain dari kalangan mahasiswa, hal yang sangat penting waktu itu adalah hadirnya Marion Steff, disability specialist yang dikirim oleh Academic without Border Canada (AWBC). Ia Ia berkontribusi dalam mendorong para relawan lokal untuk berpartisipasi membantu PLSD, dan secara aktif menyebarkan ide dan kegiatan PSLD lewat buletin bulanan yang ia pimpin selama setahun bekerja di PSLD [lihat di sini]. Marion juga memainkan peran penting untuk menghubungkan PSLD dengan berbagai pihak dan menyebarkan ide-ide inklusi di berbagai kalangan.[lihat di sini] Tahun 2010, salah seorang pendiri yang tidak sempat mendampingi PSLD karena harus melanjutkan S3 di Kanada, Ro'fah pulang ke Indonesia dan segera melanjutkan tongkat kepemimpinanPSLDdaritanganAndayani.
Tahun 2011, PSLD juga merekrut tiga pengurus baru untuk menambah tenaganya, yaitu Arif Maftuhin (dosen Fakultas Dakwah yang sekarang menjadi Kepala PLD), Liana Aisyah (dosen Fak. Saintek yang sekarang melanjutkan studi ke New Zealand), dan Ruspitarani Pertiwi (dosen Fak. Dakwah). Sedangkan pada tahun 2012, tiga orang dosen menyusul bergabung, yaitu Siti Aminah dan Astri hanjarwati (keduanya dosen di Fakultas Dakwah) dan Jamil Suprihatiningrum (Saintek).
Dalam enam tahun pertama (2007-2013) perkembangannya, Pusat Studi dan Layanan Difabel kemudian berkembang memantapkan diri sebagai lembaga yang terus meningkatkan peran dan layanannya bagi para mahasiswa difabel di UIN Sunan Kalijaga. Secara terus menerus PSLD memainkan peran pentingnya baik di dalam maupun di luar kampus UIN.
2. Tujuan PLD
Dilandasi
filosofi bahwa mahasiswa difabel memiliki hak yang sama dengan mereka yang
non-difabel, PLD bertujuan meminimalisir hambatan akademis dan sosial yang
dialami mahasiswa difabel sehingga mereka mampu memiliki kesempatan dan tingkat
partisipasi yang sama dengan mahasiswa lain.
PLD
memberikan dukungan kepada segenap warga kampus: pimpinan, dosen, staff, dan
mahasiswa non-difabel untuk menciptakan aksesibilitas di lingkungan maupun
dalam akifitas mereka. PLD menfasilitasi UIN menjadi sebuah kampus inklusif
yang menghargai dan mengakomodir perbedaan mahasiswa dan semua warga kampus,
khususnya mahasiswa difabel.
3.Visi PLD
UIN Sunan Kalijaga
sebagai lembaga pendidikan inklusif yang berkomitmen kepada kesetaraan dan
keadilan bagi semua orang untuk memperoleh akses pendidikan.
4.Misi
1) Menciptakan lingkungan akademis yang inklusif, yang
menghapus hambatan fisik, akademis dan sosial aagar mahasiswa difabel mempunyai
kesempatan yang sama dalam mengembangkan potensi akademik mereka.
2) Menumbuhkan kesadaran yang konsisten di kalangan
universitas dan masyarakat luas tentang perlunya kesamaan kesempatan di segala
bidang sehinga mahasiswa difabel memiliki kehidupan akademis dan sosial yang
bermakna dan produktif yang akan mendorong mereka menjadi individu yang
mandiri.
B. Struktur Jabatan
Pusat Layanan Difabel adalah lembaga struktural di bawah Lembaga
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M). PLD dipimpin oleh seorang kepala
pusat dan didukung oleh sekelom poktenaga tenaga ahli yang mengelola program-program strategis.
Kepala pusat
Kepala Pusat
ArifMaftuhin,M.Ag, M.A
Peneliti
- Ro’fah, Ph.D (Dosen Fakultas Syariah dan Hukum)
- Andayani, MSW (Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi)
- Siti Aminah, M.Si (Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi)
- Astri Hanjarwati, M.Si (Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi)
- Jamil Suprihatiningrum, M. Pd. Si (Dosen Fakultas Sains dan Teknologi)
- Asep Jahidin, M.Si (Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi)
Kesekretariatan dan Layanan
- Umi Hani Latifah
- Nurchasanah
Kepala Pusat
ArifMaftuhin,M.Ag, M.A
Peneliti
- Ro’fah, Ph.D (Dosen Fakultas Syariah dan Hukum)
- Andayani, MSW (Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi)
- Siti Aminah, M.Si (Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi)
- Astri Hanjarwati, M.Si (Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi)
- Jamil Suprihatiningrum, M. Pd. Si (Dosen Fakultas Sains dan Teknologi)
- Asep Jahidin, M.Si (Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi)
Kesekretariatan dan Layanan
- Umi Hani Latifah
- Nurchasanah
C. Rekruitmen
sumber daya manusia membantu menerima egawai atau karyawan baru
kedalam organisasi, sumber daya manusia selalu mengikutiperkembangan terakhir
dalam peraturan pemerintah yang mempengaruhi praktek kepegawaian dan menasehati
manajemen untuk menentukan kebijakan yang sesuai.
Dalam PLD perekrutan kepada 2 sasaran
1.
pendamping atau valuenter
perekrutan ini
dilakukan secara manual dengan mengisi formulir di kantor PLD atau stand yang
sudah disediakan oleh pengurus. Perekrutan ini dilakukan satu tahun sekali dan
informasi terkait perekrutan bisa diakses melalui laman resmi PLD
https://id-id.facebook.com/pld.uin/ . Jumlah valuenter PLD sampai tahun ini
kurang lebih sekitar 150 orang, tetapi valuenter yang aktif berjumlah 20-25
orang. Valuenter terdiri dari mahasiswa dan dosen uin sunan kalijaga.
2.
Mahasiswa
Difabel
untuk alur masuk mahasiswa difabel dalam PLD
sudah terdata dan diarahkan langsung oleh universitas , jumlah mahasiswa difabel untuk keseluruhan mencapai
ratusan , tetapi sampai saat ini yang
aktif dalam kegiatan yang dilakukan PLD hanya 45 mahasiswa.
D.
Seleksi
Seleksi adalah kegiatan memilih sebagian dari sebagian pendaftar.
Kegiatan seleksi pada PLD dilakukan kepada 2 objek yang pertama untuk volunteer
dengan memberikan tes tulis, wawancara yang meliputi komitmen, kesungguhan dan
tujuan. Selain valuenter seleksi dilakukan kepada mahasiswa difabel denagan tes
tulis dan wawancara. Keduanya dibatasi oleh kuota yang dilakukan oleh pihak
pengurus PLD.
E.
Pendidikan
dan pelatihan
Setelah tahap perekrutan dan seleksi, bagi masing masing volunteer
dan mahasiswa difabel yang sudah diterima dan terdaftar diberi pelatihan yang
bersifat jangka pendek yakni dilakukan satu kali dalam satu tahun, untuk
memberikan pengenalan dan pemahaman terhadap sistem yang dilakukan PLD
F.
Manajemen
Data
Manajemen data yang dilakuan PLD meliputi data masukan , data
pemrosesan dan data pengeluaran.
a. Fungsi Masukan
Yaitu memberikan kemampuan untuk memasukan
informasi personalia kedalam Sistem Sumber Daya Manusia, fungsi ini
mengumpulkan data sepertisiapa yang mengumpulkan data, kapan, dan bagaimana
data diproses. Masukan-masukan dari Sistem Informasi Sumber Daya Manusia serupa
dengan system manual, informasi karyawan, kebijakan-kebijakan dan prosedur
sumber daya manusia dan informasi yang berkaitan dengan personalia lainnya
harus dimasukan ke dalam sistem agar dapat digunakan. Informasi ini biasanya
dimasukan dari dokumen-dokumen (seperti formulir lamaran) ke dalam komputer
pribadi yang dihubungkan dengan komputer besar (mainframe computer). Informasi
dapat diketik, dibaca secara digital atau dipindah (scanned) dari
dokumen-dokumen dimasukan kedalam sistem dari komputer-komputerlainnya atau
diambil dari mesin-mesin lainnya yang dihubungkan dengankomputer (misalnya
mesin absensi yang dihubungkan langsung dengan komputer).
b.
Fungsi
Pemrosesan
Sistem data
dimasukan ke dalam sistem informasi, fungsi pemeliharaan data baru (data
maintenance function) akan memperbaharui dan menambahkan data baru ke dalam
basis data yang ada. Dalam sistem yang tidak terkomputerisasi, karyawan
melakukan hal ini dengan tangan, mereka mengarsipkan dokumen dokumen kertas dan
membuat masukan-masukan data ke dalam arsip ± arsip. Sistem yang
terkomputerisasi melakukan fungsi ini secara akurat dan cepat.
c. Fungsi Keluaran
Merupakan
fungsi yang paling terlihat dari sebuah Sistem Informasi Sumber Daya
Manusia.Untuk menghasilkan fungsi keluaran yang bernilai bagi pemakai- pemakai
komputer, Sistem Informasi Sumber Daya Manusia harus memproses keluaran
tersebut, membuat kalkulasi-kalkulasi yang diperlukan dan setelah itu memformat
persentasinya dengan cara yang dapat dimengerti oleh para pemakai. Sistem yang
tidak terkomputerisasi melakukan hal ini secara manual, menyusun
statistik-statistik dan mengetik laporan-laporan. Sistem yang terkomputerisasi
melakukan hal ini dengan menggunakan program-program yang canggih.
G. Kegiatan PLD
Kegiatan
relawan di PLD meliputi:
1. Pendampingan kuliah
2. Diskusi bulanan
3. Memproduksi buku digital
4. Pendampingan mobilitas
5. Pendampingan ujian
6. Field visit
7. Pengembangan minta bakat
1. Pendampingan kuliah
2. Diskusi bulanan
3. Memproduksi buku digital
4. Pendampingan mobilitas
5. Pendampingan ujian
6. Field visit
7. Pengembangan minta bakat
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem informasi sumber daya manusia kerap kali
digunakan di berbagai organisasi dan lembaga-lembaga tertentu sebagai salah
satu penunjang tercapainya tujuan, visi dan misi suatu organisasi, yang
meliputi rekruitmen, seleksi, pendidikan, pengembangan, manajemen data yang
rapi, oleh karenanya setiap organisasi haruslah mempunyai system informasi
sumber daya manusia.
Dalam persoalan tentang Difabel, Undang-undang no. 4 tahun 1997
mengenai UU Penyandang Cacat menjamin adanya kesempatan yang sama bagi difabel
untuk semua aspek kehidupan, termasuk hak untuk mendapatkan layanan
pendidikan yang layak pada semua strata pendidikan dan jenis keilmuan.. Akan
tetapi, undang-undang dan peraturan diatas belum mampu menghapus marjinalisasi
difabel dari dunia pendidikan, terlebih lagi pendidikan tinggi. Dalam pengelolaannya Pusat layanan
difabel perlu adanya system informasi sumber daya manusia yang baik dan sistematis.
Sumber
http://wawasansejarah.com/indonesian-history/sejarah-dan-peran-pusat-layanan-difabel-pld-uin-sunan-kalijaga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar